Catatan Perjalanan :
Sekali
Menginjak Gas, Delapan Negara Bagian Terlampaui
3.
Menyusuri Lembah Api
Sabtu, 22 April
2000, jam 8:00 pagi, saya sudah meninggalkan hotel menyusuri
jalan-jalan kota Salt Lake City untuk menuju jalan bebas hambatan
Interstate-15. Salt Lake City yang berada di ketinggian sekitar
1.700 m di atas permukaan laut pagi itu masih tampak sepi,
berudara cukup dingin dan di kejauhan di sisi timurnya membentang
indah pegunungan yang masih tertutup salju. Masuk ke
Interstate-15 langsung melaju ke arah selatan.
Hari itu saya
merencanakan agar sorenya bisa mencapai kota Las Vegas (Nevada)
yang berjarak 415 mil (sekitar 664 km) dari Salt Lake City.
Menurut perhitungan, saya akan mencapainya setelah menempuh
perjalanan kurang lebih 7 jam. Hujan mengguyur di sepanjang
perjalanan dua jam pertama. Sesudah itu cuaca berubah terang dan
lalu panas bahkan terik matahari terasa sekali, tetapi angin
tetap bertiup kencang dan dingin.
Sekitar 67 mil
(107 km) menjelang Las Vegas, ternyata waktu masih menunjukkan
jam 2 siang. Saya lalu memutuskan untuk membelok ke jalan highway
dua lajur dua arah yang menuju ke obyek wisata Valley of Fire.
Yang membuat saya tertarik untuk mengunjungi tempat ini adalah
karena saya sudah melihat fotonya yang menarik dan namanya yang
berkesan menyeramkan.
Meskipun untuk
ini saya harus memutar sejauh 46 mil (sekitar 74 km), dan saya
memperkirakan memerlukan tambahan waktu 3 jam termasuk untuk
berhenti dan melihat-lihat pemandangan, juga berfoto tentunya.
Dengan demikian saya berharap sekitar jam 6 sore bisa masuk kota
Las Vegas. Hari pasti belum gelap, karena di bulan April matahari
baru tenggelam di atas jam 19:00.
Mendengar kata
Valley of Fire yang saya terjemahkan menjadi Lembah Api, sudah
saya duga anak saya akan spontan bertanya : Di sana ada
apinya?. Tentu tidak
, jawab saya.
Itu hanya sebuah nama. Barangkali kalau SH
Mintaredja sempat mengunjungi tempat ini, bisa jadi akan lahir
cerita bersambung dengan judul Pusaka dari Lembah Api
atau Misteri di Lembah Api, atau yang sejenis itulah.
Tiba di tempat
ini, saya seperti berada di sebuah lembah yang di kiri-kanannya
membentang tinggi dinding formasi batuan pasir berwarna merah
yang telah mengalami pengikisan, sejak 150 juta tahun yang lalu.
Diceritakan bahwa dinding batuan yang berwarna merah ini tampak
seperti terbakar api saat terkena pancaran sinar matahari.
Benarkah demikian? Saya hanya mencoba berpikir sederhana, sama
seperti kalau saya menyebut Gunung Tangkuban Perahu, Kali Kuning
atau Telaga Mas. Jawabannya? Itu hanya sebuah nama,
dan selalu ada cerita di baliknya. Siapapun sah-sah saja membuat
ceritera atau mempas-paskan kisah atau dongeng yang melatarinya.
Menyusuri
jalan-jalan yang membelah sepanjang Valley of Fire atau Lembah
Api adalah mengunjungi sebuah tempat yang mempunyai bentang alam
morfologis berbeda dari yang biasanya saya lihat di Amerika.
Batuan pasir berwarna merah yang sudah terkompaksi dan menyembul
tidak teratur di sepanjang cekungan seluas 10 x 6 km persegi
memang memberikan daya tarik tersendiri untuk diamati. Sementara
area di luar itu, sejauh mata memandang hanya tampak dataran
terbuka yang hanya ditumbuhi semak-semak kecil.
Menirukan
pertanyaan anak saya : kok bisa seperti itu, ya?.
Bagi mereka yang pernah belajar geomorphology (sekalipun tidak
lulus-lulus) tentu tidak akan sulit untuk memahami fenomena alam
ini. Tapi bagi anak-anak, jawabannya adalah saya tunjukkan kepada
mereka berbagai gambar berukuran besar serta diorama di ruang visitor
center yang berceritera tentang peristiwa geologi daerah itu.
Setelah itu saya belikan saja buku bergambar yang dilengkapi
dengan alur ceritera yang sederhana. Menerangkannya jadi mudah.
Buku itu memang dirancang untuk anak-anak agar mudah untuk
memahami tentang gejala alam.
Satu lagi
kekalahan kita dalam me-manage obyek wisata alam agar
menarik untuk dikunjungi (dan dipelajari), bahkan oleh anak-anak
sekalipun. Antara lain ya karena kita ini pada umumnya baru bisa
hanya sekedar menjual, tidak dengan memberi
nilai tambah. Jadi, pantaslah kalau keuntungan
yang diraih ya hanya segitu-segitu saja. Itupun kalau tidak
dikantongi lalu dibawa pulang sendiri.- (Bersambung)
Yusuf Iskandar
Beristirahat
sejenak di perjalanan antara Salt Lake City - Las Vegas
Mendaki
ke bukit merah di Valley of Fire